Senin, 01 Oktober 2012
MENGENAL SUKU MENTAWAI
SUKU
MENTAWAI
Suku
Mentawai
Selamat
apa ya ni, teman-teman kali ini saya akan berbagi buat teman-teman semuanya
tentang salah satu suku kuno yang terasing dan misterius dari Sumatra. Yaitu suku
mentawai, selamat menimkati sajian lezat ini ya teman-teman
Nenek
Moyang orang Mentawai diperkirakan datang ke Pulau Siberut sekitar 3.000 tahun
yang lalu. Asal mereka belum diketahui secara jelas, dan banyak pendapat
mengenainya, tetapi kemungkinan berasal dari Batak, Sumatera Utara. Menurut
kepercayaan masyarakat Siberut, keseluruhan suku yang ada di sana awalnya
berasal dari satu suku/uma dari daerah Simatalu yang terletak di Pantai Barat
Pulau Siberut yang kemudian menyebar ke seluruh pulau dan terpecah menjadi
beberapa uma/suku.
Suku
Mentawai merupakan kelompok masyarakat yang
hidup dan menetap di kepulauan Mentawai,
propinsi Sumatera Barat.
Turun temurun, suku Mentawai tinggal di empat pulau besar di kepulauan Mentawai
yakni Sibora, Siberut, Pagai Utara serta Pagai Selatan.
Secara
geografis, letak kepulauan Mentawai berhadapan dengan Samudera Hindia.Untuk
menuju ke kepulauan Mentawai, anda harus menyeberangi laut dengan
menggunakan perahu motor. Jarak kepulauan Mentawai dari Pantai Padang lebih
kurang 100 kilometer. Secara turun temurun, suku Mentawai hidup sederhana
di dalam sebuah Uma. Uma merupakan rumah yang terbuat dari kayu pohon.
Arsitektur bangunan rumah Mentawai berbentuk panggung.
Kesederhanaan
hidup suku Mentawai terlihat dari cara mereka berpakaian. Pada umumnya, pakaian
suku Mentawai masih tradisional. Kaum lelaki Mentawai masih mengenakan Kabit
yakni penutup bagian tubuh bawah yang hanya terbuat dari kulit kayu. Sementara
bagian tubuh atas dibiarkan telanjang begitu saja tanpa mengenakan
sehelai kain.
Sikerei,
tetua di Mentawai-pun masih mengenakan Kabit. Lain halnya dengan kaum
wanita, untuk menutup tubuh bagian bawah, mereka menguntai pelepah daun
pisang hingga berbentuk seperti rok. Sementara untuk tubuh bagian atas,
mereka merajut daun rumbia hingga berbentuk seperti baju. Kalaupun ada
suku Mentawai yang mengenakan kain sarung ataupun pakaian lengkap, jumlahnya
hanya beberapa orang saja.
Diambil 1900-1940an
Suku mentawai adalah
suku kuno yang tinggal di kepulauan mentawai.
bagian dari sumatra
barat dan utara.
Asal usulnya yang menjadi perdebatan menjadikan suku ini
suku yang misterius.
ada yang berpendapat termasuk bangsa polynesia ada yang berpendapat merupakan bangsa proto-malayan (melayu tua).
ada yang berpendapat termasuk bangsa polynesia ada yang berpendapat merupakan bangsa proto-malayan (melayu tua).
Tempatnya yang terisolasi terpisah
dari jaman pleistosin karena naiknya permukaan laut menjadikan budayanya
berbeda dengan suku2 terdekatnya..
ini beberapa foto dari joey lawrence, fotografer dr US yg bikin covernya film twilight jg..
ini beberapa foto dari joey lawrence, fotografer dr US yg bikin covernya film twilight jg..
Struktur Sosial
Masyarakat Mentawai bersifat patrinial
dan kehidupan sosialnya dalam suku disebut "uma". Struktur sosial
tradisional adalah kebersamaan, mereka tinggal di rumah besar yang disebut juga
"uma" yang berada di tanah-tanah suku. Seluruh makanan, hasil hutan
dan pekerjaan dibagi dalam satu uma.
Kelompok-kelompok patrilinial ini
terdiri dari keluarga-keluarga yang hidup di tempat-tempat yang sempit di
sepanjang sungai-sungai besar. Walaupun telah terjadi hubungan perkawinan
antara kelompok-kelompok uma yang tinggal di lembah sungai yang sama, akan
tetapi kesatuan-kesatuan politik tidak pernah terbentuk karena peristiwa ini.
Struktur sosial itu juga bersifat egalitarian, yaitu setiap anggota dewasa dalam uma mempunyai kedudukan yang sama kecuali "sikerei" (atau dukun) yang mempunyai hak lebih tinggi karena dapat menyembuhkan penyakit dan memimpin upacara keagamaan.
Struktur sosial itu juga bersifat egalitarian, yaitu setiap anggota dewasa dalam uma mempunyai kedudukan yang sama kecuali "sikerei" (atau dukun) yang mempunyai hak lebih tinggi karena dapat menyembuhkan penyakit dan memimpin upacara keagamaan.
Secara tradisional uma mempunyai
wewenang tertinggi di Siberut. Selama rezim Orba fungsi organisasi sosial uma
kurang begitu berfungsi tetapi sejak era reformasi uma mulai digalakkan kembali
dibeberapa Desa dengan dibentuknya Dewan Adat. Sejak otonomi daerah bergulir
direncanakan satuan pemerintah terendah yaitu “ laggai”.
Budaya
Tradisional
Menurut agama tradisional Mentawai (Arat
Sabulungan) seluruh benda hidup dan segala yang ada di alam mempunyai roh atau
jiwa (simagre). Roh dapat memisahkan dari tubuh dan bergentayangan dengan
bebas. Jika keharmonisan antara roh dan tubuhnya tidak dipelihara, maka roh
akan pergi dan dapat menyebabkan penyakit.
Konsep kepercayaan ini berlaku dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Kegiatan keseharian yang tidak sesuai dengan adat dan kepercayaan maka dapat mengganggu keseimbangan dan keharmonisan roh di alam.
Konsep kepercayaan ini berlaku dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Kegiatan keseharian yang tidak sesuai dengan adat dan kepercayaan maka dapat mengganggu keseimbangan dan keharmonisan roh di alam.
Upacara agama dikenal dengan sebagai
punen, puliaijat atau lia harus dilakukan bersamaan dengan aktivitas manusia
sehingga dapat mengurangi gangguan. Upacara dipimpin oleh para sikerei yang
dapat berkomunikasi dengan roh dan jiwa yang tidak dapat dilihat orang biasa.
Roh makhluk yang masih hidup maupun yang telah mati akan diberikan sajian yang
banyak disediakan oleh anggota suku. Rumah adat (uma) dihiasi, daging babi
disajikan dan diadakan tarian (turuk) untuk menyenangkan roh sehingga mereka
akan mengembalikan keharmonisan. Selama diadakan acara, maka sistem tabu atau
pantangan (kekei) harus dijalankan dan terjadi pula berbagai pantangan terhadap
berbagai aktivitas keseharian.
Kepercayaan tradisional dan khususnya
tabu inilah yang menjadi kontrol sosial penduduk dan mengatur pemanfaatan hutan
secara arif dan bijaksana dalam ribuan tahun.
Bagaimanapun juga, sekarang kebudayaan tersebut berangsur hilang. Populasi penduduk tumbuh dengan cepat dan sumberdaya alam dieksploitasi tanpa mengindahkan peraturan tradisional sehingga berdampak menurunya daya dukung lingkungan yang menjadi tumpuan kehidupan masyarakat Mentawai.
Bagaimanapun juga, sekarang kebudayaan tersebut berangsur hilang. Populasi penduduk tumbuh dengan cepat dan sumberdaya alam dieksploitasi tanpa mengindahkan peraturan tradisional sehingga berdampak menurunya daya dukung lingkungan yang menjadi tumpuan kehidupan masyarakat Mentawai.
Dalam melakukan kegiatan berburu,
pembuatan sampan, merambah/membuka lahan untuk ladang atau membangun sebuah uma
maka biasanya dilakukan secara bersama-sama oleh seluruh anggota uma dan
pembagian kerja dibagi atas jenis kelamin. Setiap keluarga dalam satu uma
membawa makanan (ayam, sagu, dll) yang kemudian dikumpulkan dan dimakan
bersama-sama oleh seluruh anggota uma setelah selesai melaksanakan
kegiatan/upacara.
Makanan pokok masyarakat di Siberut
adalah sagu (Metroxylon sagu), pisang dan keladi. Makanan lainnya seperti
buah-buahan, madu dan jamur diramu dari hutan atau ditanam di ladang. Sumber
protein seperti rusa, monyet dan burung diperoleh dengan berburu menggunakan
panah dan ikan dipancing dari kolam atau sungai.
Sekian artikel ini semoga bermanfaat bagi teman-teman, Budaya bukan untuk dilupakan tapi jadikanlah budaya sebagai bahan pelajaran buat anak cucu kita kelak.
Kasihan
anak cucu kita tidak mengetahu sejarahnya.
Yang lebih heranya ornag indonesia bahkan orang mentawai sendiri tidak peduli dengan budaya yang dimiliki negri ini, bahkan orang luar negri lebih memperhatikan yang bukan budaya mereka.
Yang lebih heranya ornag indonesia bahkan orang mentawai sendiri tidak peduli dengan budaya yang dimiliki negri ini, bahkan orang luar negri lebih memperhatikan yang bukan budaya mereka.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar